Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Sejarah singkat Syech Jumadil Kubro

Gambar
Syekh Jumadil Kubro merupakan seorang ulama besar yang berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah. Dia adalah salah satu tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Nusantara dan konon merupakan keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa babad dan cerita rakyat Syekh Jumadil Kubro diyakini sebagai bapak para Wali Songo. Karena beberapa Wali Songo, yaitu Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) konon adalah cucunya. Bagi Sunan Bonang dan Sunan Drajad, Syekh Jumadil Kubro adalah buyutnya. Sementara Sunan Kudus adalah cicitnya (keturunan keempat). Bahkan makam atau petilasan dari Syekh Jumadil Kubro diyakini berada di sejumlah tempat diantaranya di makam Troloyo yang berada satu lokasi dengan situs Trowulan Majapahit, Mojokerto; di Jalan Arteri Yos Sudarso No 1 Kelurahan Terboyo Kulon, Kecamatan Genuk Kota Semarang; di Dusun Turgo (dekat Plawangan, Kaliurang), Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman; di Parangtritis Gunungkidu

Blusukan Makam

Gambar
Makam Sayyid Ali Al Attas, lokasi didalam rumah warga Jl. KH. Abdul Karim Gg Langgar Dukur, Kelurahan Trate, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Sayyid Husain Al Maghrobi, lokasi didalam rumah warga Jl. KH. Abdul Karim Gg Langgar Dukur, Kelurahan Trate, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten Gresik.

Sejarah singkat Syech Ibrahim Asmoroqondi

Gambar
Syekh Ibrahim Asmoroqondi atau Syekh Ibrahim as-Samarqandi yang dikenal sebagai ayahanda Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel), makamnya terletak di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Syekh Ibrahim Asmoroqondi diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh kedua abad ke-14. Babad Tanah Jawi menyebut namanya dengan sebutan Makdum Ibrahim Asmoro atau Maulana Ibrahim Asmoro. Sebutan itu mengikuti pengucapan lidah Jawa dalam melafalkan as-Samarqandi, yang kemudian berubah menjadi Asmoroqondi. Menurut Babad Cerbon, Syekh Ibrahim Asmoroqondi adalah putera Syekh Karnen dan berasal dari negeri Tulen. Jika sumber data Babad Cerbon ini otentik, berarti Syekh Ibrahim as-Samarqandi bukan penduduk asli Samarkand, melainkan seorang migran yang orang tuanya pindah ke Samarkand, karena negeri Tulen yang dimaksud menunjuk pada nama wilayah Tyulen, kepulauan kecil yang terletak di tepi timur Laut Kaspia yang masuk wilayah Kazakhstan, tepatnya dia arah barat Laut Samarkand. Dalam

Blusukan Makam

Gambar
Makam Raden Sholeh. Lokasi Masjid Jamik Gg Kaliboto, Kelurahan Pekauman, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Syech Hisyamuddin / Sunan Deket, lokasi Desa Deket Wetan, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Sayyid Muhammad Nashrulloh / Mbah Citro, Desa Mlaten, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Ibrahim Al-Jaelani / Ki Ageng Bungur, lokasi Desa Bungurasih, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Sejarah singkat Syaikhona Kholil Bangkalan

Gambar
Syekh Kholil al-Bangkalani berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati.  Ayah Abdul Lathif adalah Kiai Hamim, putra dari Kiai Abdul Karim bin Kiai Muharram bin Kiai Asror Karomah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman Basyeiban Sayyid Sulaiman inilah yang merupakan cucu dari Sunan Gunung Jati dari pihak ibu. Pada usia 24 tahun, Syekh Kholil menikahi Nyai Asyik, putri Lodra Putih. Syekh Kholil dididik dengan sangat ketat oleh ayahnya. Mbah Kholil kecil memiliki keistimewaan yang haus akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan nahwu. Bahkan ia sudah hafal dengan baik 1002 bait nadzam Alfiyah Ibnu Malik sejak usia muda. Setelah dididik, orang tua Mbah Kholil kecil kemudian mengirimnya ke berbagai pesantren untuk menimba ilmu. Mengawali pengembaraannya, Mbah Kholil muda belajar kepada Kiai Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur Dari Langitan ia pindah ke Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan Kemudian ke Pondok P

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Panggres, lokasi Dusun Betiring, Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Singosari, lokasi  Dusun Betiring, Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

Sejarah Singkat Sunan Drajat

Gambar
Sunan Drajat bernama kecil Raden Syari­fuddin atau Raden Qosim putra Sunan Ampel yang terkenal cerdas. Setelah pelajaran Islam dikuasai, ia me­ngambil tempat di Desa Drajat wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai pusat kegiatan dakwahnya sekitar abad XV dan XVI Masehi. Ia memegang kendali keprajaan di wilayah perdikan Drajat sebagai otonom kerajaan Demak selama 36 tahun. Ia sebagai Wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial, sangat memperha­tikan nasib kaum fakir miskin. Ia terle­bih dahulu mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam. Motivasi lebih ditekankan pada etos kerja keras, kedermawanan untuk mengentas kemiskinan dan menciptakan kemakmuran. Usaha ke arah itu menjadi lebih mudah karena Sunan Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur wilayahnya yang mempu­nyai otonomi. Sebagai penghargaan atas keberha­silannya menyebarkan agama Islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi warga

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Ratu Ayu, wakilah beliu isteri Syech Khujah lokasi Jl. Sunan Giri Gg. XII Desa Giri. Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Pangeran Wuluh & Pangeran Weruh, lokasi Jl. sunan Giri Gg. XII Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Agung, lokasi Makam Islam Jl. Sunan Giri Gg. XII Dusun Karangsono, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Tanggung Boyo, lokasi Makam Islam Jl. Sunan Giri Gg. XII Dusun Karangsono, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Sejarah singkat KRT Pusponegoro Bupati Pertama Gresik

Gambar
Awal sejarah dari pancer keturunan Sang Prabu Brawidjaya yang terakhir, sebagai raja yang memegang kekuasaan di Majapahit mempunyai putra Raden Arya Damar , dan dinobatkan sebagai Adipati di Palembang (Sumatera-Selatan). Beliau berputera Raden Kusen, setelah dewasa mengabdikan diri ke Majapahit dan diberi nama "Petjat Tanda", kemudian dinobatkan menjadi Adipati di wilayah "Terung", sehingga nama sering disebut "Pecat Tanda Terung" . Letaknya adalah daerah Krian-Sidoarjo, Jawa Timur. Adapun sisa-sisa sejarah dari bentuk bangunan yang tertinggal masih dapat dilihat. Raden Kusen wafat, digantikan oleh :     *Raden Sengguruh, bertempat tinggal di Terung-Krian, Sidoarjo, berputra     * Kyai Goib, bertempat tinggal di Terung-Krian, Sidoarjo. berputra     * Kyai Tempel, yang bertempat tinggal didesa Setro, wilayah Gresik, berputra     * Kyai Ketib, bertempat tinggal di desa Temasik - Kebomas, wilayah Gresik, berputra     * Kyai Muruk, bertempat tinggal juga di de

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Ndoro Payungan / Syech Bentong (Ban Tiong), lokasi Makam Islam BP Wetan, Jl. Panglima Sudirman Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Raden Badelun / Djamiatun, lokasi Makam Islam Jl. Dr. Sutomo Gg. VI belakang SMK PGRI, Kelurahan Ngipik, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten Gresik.  

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Buyut Tanjung Boyo, lokasi Makam Islam Dahan Lor, Desa Dahanrejo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Kramat Rahayu, lokasi Jl. Sunan Prapen Desa Klangonan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Kidang Kuning. Lokasi Makam Islam Gunung Kapur, Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.

Sejarah singkat Sayyidunal Habib Abubakar bin Muhammad bin Umar Assegaf

Gambar
Meski nama Kabupaten Gresik dinisbatkan dalam namanya, namun sebenarnya Habib Abu Bakar dilahirkan di daerah Besuki, Situbondo, pada 16 Dzulhijjah 1285 H atau bertepatan pada 30 Maret 1869 M. Ayahnya juga merupakan ulama yang dikenal sebagai Habib Muhammad bin Umar as-Segaf yang berhijrah dari kampung asalnya di Hadramaut ke Besuki, Situbondo, semasa Habib Abu Bakar kecil, ayahnya memutuskan untuk memindahkan semua anggota keluarganya ke Gresik hingga akhirnya meninggal di kota tersebut. Mendengar putranya meninggal, sang nenek yang bernama Hubabah Fatimah binti Abdullah 'Allan yang berada di Hadramaut meminta Habib Abu Bakar muda untuk berhijrah ke tanah leluhurnya Hadramaut. Pada tahun 1293 atau saat itu Habib Abu Bakar berusia 8, meninggalkan Gresik menuju Hadramaut dengan ditemani salah seorang kenalan kerabat bernama Syeikh Muhammad Bazemul. Habib Abu Bakar sampai di kota Seiwun, Hadramaut. Di kota tersebut, Habib Abu Bakar tinggal bersama pamannya, Habib Syeikh bin Umar as-Se

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Sentono, lokasi Makam Islam dekat Bendung Gerak Sembayat, Desa Sidomukti, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Sayyid Ahmad Faqih  / Mbah Kali Agung, lokasi Makam Islam Desa Tiremenggal, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Buyut Kapten Selong, lokasi Jl. Usman Sadar, Kelurahan Trate, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Buyut Sukri, lokasi Jl. Usman Sadar Gg. Ceplo'an, Kelurahan Trate, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Usman Sadar, Pejuang Kemerdekaan RI, lokasi Jl. Usman Sadar Gg Makam dalem, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Mbah Pang / Raden Panji Asmoro & Mbah Buyut Ngudung, lokasi Jl. JA. Suprapto Gg. VI Desa Tlogobendung, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten Gresik.

Blusukan Makam

Gambar
Makam Buyut Kluncing, lokasi Jl. JA. Suprapto Gg. VI Desa Tlogobebdung, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten Gresik.

Sejarah singkat Syech Djalaluddin / Buyut Senggulu

Gambar
Syech Djalaluddin atau lebih dikenal dengan sebutan “Buyut Senggulu” merupakan salah satu keturunan Sunan Giri. Kata “Senggulu” berasal dari kata sang guru atau seng guru yang berarti guru ku atau seorang yang berdakwah pada ku. Beliau memiliki peran yang sangat besar, tepatnya masa kesunanan Giri VII (Pangeran Mas Witono) yang diperkirakan sekitar tahun 1600-an. Beliau sendiri merupakan salah satu orang kepercayaan Pangeran Mas Witono.  Bersama pangeran dari Solo, Syekh Djalaluddin mendapat amanah dari Pangeran Mas Witono untuk berdakwah di daerah Gresik tepatnya di desa Trate. Sedangkan pangeran dari Solo mendapat amanah berdakwah di daerah yang kini bernama Benowo.  Diperkirakan Buyut Senggulu hidup pada masa Buyut Biting yang makamnya saling berdekatan. Keduanya sangat berjasa terhadap tatanan masyarakat Gresik dengan cara yang berbeda. Buyut Biting sebagai seorang dermawan sedangkan Buyut Senggulu sebagai pendakwah. Namun keduanya sama-sama berjuang dan menyebarkan kebaikan di dae